Senyap Diriku
Kabut malam semakin tak bisa dimengerti
Ada banyak sisi yang tak dapat tereja maknanya
Dan setiap gerak selalu membawa konsekuensi
Kadang pikiran luput dari sekedar tau diri
Luka telah terbuat begitu saja
Dengan tangan-tangan kenikmatan
Kerling membuka senyum senja
Bisa saja esok jadi tetesan
Malam begitu panjang tapi sempit
Aku menoleh kesana kemari tapi
Tak ku jumpai rautku
Lalu siapa itu?
Dia terus mendekat, memcermati
Menjabat tanganku, mengerdipkan mataku
Memasung otakku, menguasai sosokku
Ya Rahman. Ya Rahim
Dimana aku bersembunyi. .
No comments:
Post a Comment